Fenomena itu dipastikan bukan akibat badai matahari atau aktivitas matahari, apalagi unidentified flying object (UFO).
"Ya ini fenomena awan yang jarang. Bukan akibat badai matahari atau aktivitas matahari, juga bukan UFO. Kemungkinan terjadi di ketinggian 20 km atau di lapisan tropopause (daerah antara lapisan troposfer dan stratosfer). Di daerah ini suhu bisa turun drastis sampai -60 derajat celcius," terangnya pada wartawan melalui surel, Kamis (28/6/2012).
Menurutnya gambar mirip mata berwarna merah muda itu terletak lebih tinggi dari awan sekitar. "Sering disebut nacreous cloud atau mother of pearl cloud. Suhu serendah itu akan terbentuk kristal es, yang membiaskan cahaya matahari sehingga tampak warna-warni pelangi," tambahnya.
Ia menerangkan, biasanya awan ini tampak di pagi atau sore, juga di daerah lintang tinggi. Oleh karena itu jika terjadi di Indonesia, suatu hal yang langka.
"Bentuk yang mirip mata kemungkinan akibat topologi pegunungan sekitar Bandung, sehingga menyebabkan turbulensi atau konveksi yang terfokus. Mestinya kejadiannya tidak lama," pungkasnya.
Sebelumnya Pakar Telematika Roy Suryo menyatakan foto itu bukan rekayasa. Menurutnya ada massa sejenis uap air yang kotor -sehingga terkesan berwarna- ketika ditangkap Kamera. Warna merah muda yang muncul karena resolusi dan low contrast kualitas Lensa dari kamera ponsel tersebut yang tidak dimungkinkan menampilkan obyek sesuai aslinya.
Rabu (27/6/2012) sekitar pukul 14.30 WIB, Nisrina Azahra (8) naik ke lantai dua atau tempat jemur pakaian kediamannya, Kompleks Taman Cibaduyut Indah, Blok G No.286, Kota Bandung. Bocah perempuan itu iseng mengarahkan kamera telepon genggam Nokia tipe C5 ke langit bercuaca cerah dan berawan.
Dua kali Zahra memotret pakai kamera handphone. Pertama itu hasil fotonya biasa. Nah, hasil kedua ada gambar mirip bola mata bercahaya merah muda. Bentuknya elips. Di tengah-tengah ada bulatan putih.
0 komentar:
Posting Komentar